
MAN 2 Majalengka Gelar Upacara Hardiknas 2023 dan Halal bil Halal
Memulai pembelajaran aktif pasca libur Idul Fitri, MAN 2 Majalengka menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih sekaligus halal bil halal dengan siswa, di lapangan terbuka pada Selasa (2/5) kemarin.
Dalam kondisi area lapangan yang tengah membangun, Yayan Ristaman Jaya, S.Pd.SE.MM untuk pertama kalinya berpidato selaku pembina upacara usai dilantik sebagai Kepala MAN 2 Majalengka pada Maret lalu.
Pidato yang disampaikannya adalah pidato yang disampaikan dan dishare secara elektronik oleh Mendikbud, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.
Ringkasannya adalah bahwa dunia pendidikan di Indonesia tengah mengalami transformasi secara massif dimana pembelajaran diarahkan pada pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Konsep merdeka belajar dengan platform merdeka mengajar menuntut semua terlibat termasuk perguruan tinggi dengan program kampus merdekanya, tak terkecuali.
Karena itu, di moment 2 Mei tahun 2023 ini, Menteri Nadiem, sebagaimana diutarakan oleh Kamad Yayan Ristaman Jaya, mengajak semua civitas akademika MAN 2 Majalengka untuk menyemarakkannya dengan menumbuhkan semangat meneruskan perwujudan Merdeka Belajar, mendidik generasi Pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter, dan membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan pendidikan yang memerdekakan.
Karena itu, Kamad Yayan Ristaman MAN 2 Majalengka sebagai salah satu institusi pendidikan di lingkungan Kementerian Agama RI, mengarahkan semua siswa dan guru pada hari Selasa kemarin memulai hari efektif belajar. "Tidak ada pulang cepat hari ini, tapi kalian akan langsung belajar di kelas," tegasnya.
Halal bil Halal dengan Siswa
Masih di tempat yang sama, para siswa duduk siap menyimak ceramah keagamaan yang disampaikan H. Enday Hidayat, S.Ag., sebagai pra acara Halal bil Halal.
Dalam orasinya H. Enday menyampaikan pentingnya seorang muslim beribadah secara personal kepada Allah SWT (hablun minallah) dan beribadah secara sosial (hablun minannaas).
Para guru pun duduk berbanjar di depan para siswa mengitari pinggiran lapangan, turut serta menyimak ceramah. Pentingnya saling memaafkan menjadi fokus pembahasan isi ceramah.
Dalam konteks hidup bersama orang lain, menurut H. Enday, seseorang tak bisa menghindar dari terjadinya konflik atau slek. Dalam keadaan tersebut, orang yang pertama kali meminta maaf adalah orang yang lebih baik dari yang lain.
Konflik atau slek dalam ajaran Islam, lanjut H. Enday, itu hanya bisa ditoleransi dalam 3 hari. "Lebih dari 3 hari, tidak akan diterima ibadahnya oleh Allah SWT," urainya.
Kegiatan ditutup dengan mushafahah (bersalaman) diiringi lantunan sholawat Nabi oleh Moh. Irfan dan tim. (by Ipah Jahro)





