
Kunjungan Direktur KSKK Madrasah, Ditjend Pendis Kementerian Agama RI ke MAN 2 Majalengka
Kunjungan Direktur KSKK Madrasah, Ditjend Pendis Kementerian Agama RI ke MAN 2 Majalengka
Direktur KSKK Madrasah, Ditjend Pendis Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Moh. Isom, M.Ag., pagi ini, Senin (7/2) melakukan kunjungan kerja ke MAN 2 Majalengka.
Atas kunjungan beliau, Kepala MAN 2 Majalengka, Dr. Hj. Euis Damayanti, M.P.Kim. menyampaikan selamat datang dan ucapan terima kasih. Dalam sambutannya, Hj. Euis mendeskripsikan keadaan siswa dan guru MAN 2 Majalengka, yang terus berupaya mewujudkan madrasah mandiri berprestasi. Dalam kesempatan ini jg Hj. Euis menyampaikan harapannya untuk pengajuan proposal SBSN 2023 agar bisa dikabulkan.
Dalam pidatonya, Prof. Dr. H. Moh. Isom, M.Ag. menyampaikan terimakasih kepada para guru yang terus berjuang untuk mewujudkan madrasah mandiri berprestasi. Beliau meminta madrasah untuk terus berupaya mencetak siswa-siswi yang mempunyai kemandirian secara emosional, intelektual dan nilai atau karakter.
Kemandirian ini, jelas Prof. Dr. H. Moh. Isom, M.Ag., berarah pada upaya memanusiakan manusia menuju siswa yang berprestasi sehingga menjadi insan kamil.
Tantangannya sekarang, terangnya, adalah, pertama Virus Covid-19 yang terus bermutasi dan tidak bisa dihindari.
Kedua, tantangannya adalah tekhnologi. Perkembangan teknologi sekarang ini telah mempercepat proses literasi digital.
"Kedua keadaan ini, saling memengaruhi dan memaksa semua orang bisa beradaptasi. Situasi pun menjadi tidak menentu," ungkapnya.
Seperti yang terjadi pada 3 tahun terakhir akibat covid-19 ini maka diberlakukan PPKM, terjadilah learning-loss, hilangnya proses pembelajaran, dan amat berbahaya jika sampai loss-generation. Karenanya, diperlukan learning recovery. Berbagai model pembelajaran pun dihadirkan termasuk sistem blanded learning.
Dengan situasi seperti di atas, bahkan juga terjadi learning-gap. Yang kaya dapat dengan mudah memperoleh fasilitas dan teknologi yang canggih, sedang orang yang kurang atau tidak punya, proses belajar pun menjadi terbatas. Dalam situasi ini, jelasnya, perlu ada intervensi pemerintah.
Teman-teman guru juga diharapkan mempunyai sifat agility, tidak mudah menyerah, yaitu harus bersifat inovatif kreatif, dan melakukan 5 transformasi berikut ini, yaitu:
1. Lakukan transformasi kurikulum - kurikulum prototipe, kurikulum merdeka, kurikulum mandiri (pengembangan karakter, fokus kepada materi esensial, fleksibilitas dalam pembelajaran).
2. Transformasi SDM. Kelasnya bersifat mobile, gurunya pun harus mobile.
3. Transformasi sarana prasarana, yaitu dalam hal ini adalah sarana IT.
4. Transformasi habbit/kebiasaan (lingkungan).
5. Transformasi budaya.




